It's a Flashback :)
Orang bilang "life is a choice". Tapi bagi saya pribadi, Life is a gift. Simply karena kalo dipikir-pikir lagi, semua yang saya dapatkan selama hidup, bukan murni pilihan, ternyata "sudah dipilihkan", hehehe.
Flashback bentar ah,2010 : Waktu USM STAN, saya memilih spesialisasi Perpajakan, Penilai, sama Kebendaharaan Negara. Waktu pengumuman, teman saya Nurul Hidayani Elsa ngabarin saya lulus di spesialisasi Akuntansi. saya sendiri heran waktu itu. Tapi keheranan itu ditutup dengan syukur, toh walaupun berbeda dari pilihan saya, saya tetap diterima jadi mahasiswa STAN. :')
2013 : Selesai wisuda, saya pengeen banget magang di dunia kreatif. Akhirnya saya milih untuk Magang di salahsatu EO. Setelah wawancara panjang lebar, ternyata saya yang memilih untuk "out" gegara EO itu biasanya ditempatin sama anak Komunikasi, Desain untuk resume, bukan untuk honor. Kemudian teman saya diana, ngasi info ada buka lowongan di Ikatan Akuntan indonesia. Saya mikir, daripada nganggur, coba aja. Tau-taunya, pas datang langsung disuruh masuk besoknya. And guess what? Isi interview-nya bukan masalah Akuntansi, Manajemen, atau Finance, tapi "Kamu siap nggak kerja di ruangan yang berisik karena orang pada doyan gosip? Anyway kita cewe semua lho, cuma Direktornya yang bapak-bapak!". :D
2014 : Pada saat TKD, saya memilih semua Instansi Pusat. Karena menurut saya (waktu itu) Kerja di Jakarta itu prestise nya gede, settle di satu tempat, dan banyak tempat hang out buat menikmati hidup. Dan, saya malah "dipilihkan" untuk bergabung di Direktorat Jenderal Perbendaharaan, yang nota bene paling saya hindari gegara penempatan definitifnya paling "berwarna". Why? Karena bisa aja tahun ini kamu kerja di Banda Aceh, tau-taunya tahun depan kamu udah dikasi SK ke Merauke. Di part inilah saya yang "paling ga bisa terima". pertanyaan, "Why me, Why me?" berulang sampe hampir 2 bulan. Kalo temen-temen masih ingat pun, dulu saya pernah buat status hopeless yang intinya belom bisa percaya saya bisa "terpilih" ke instansi itu.
2015 : Saya milih untuk definitif di KPPN Langsa, ternyata "kepeleset cantik" ke KPPN Takengon. :)
Tapi, setelah dipikir-pikir lagi nih ya. Everything definitely happened to me for a very specific reason.
1. Saya kurang suka pelajaran yang strik di hapalan. pas saya perhatikan, ternyata perpajakan dan kebendaharaan itu emang harus kuat hapalannya. After one year in college, saya mengerti kenapa lulusnya harus di Akuntansi
2. kerja di IAI itu enak banget. manajernya ga terlalu kasih pressure, direkturnya pengertian, dan yang terpenting "anak baru dilarang LEMBUR", pas sama keinginan saya.
3. DJPB itu punya ritme kerja yang pas sama kapasitas saya, ada saat sibuk dan ada saat yang rileks. Pegawainya pada baik, lingkungan kerjanya oke, rekan-rekan OJT yang alhamdulillah gampang akrab,dan kalo mau berkarir, ada banyak kesempatan juga.
4. yang ini sih, saya berusaha berpikir positif aja. Seumur-umur nih ya, walaupun dari lahir saya di Aceh, tapi saya
Sebenernya, yang mau saya sampaikan simple. Jangan lihat dari kulit luarnya- Don't judge a book by its cover. Saya geli sekali waktu ada temen-temen yang bilang, " iya deh, hidupmu kan enak. Kuliah di kampus bergengsi, kerja di kementerian paling bonafid pula, apalagi sih yang mau dikejar?". Temen-temen nggak tau, kalo selama ini, ya seperti itulah hidup saya. Bahkan, menurut saya ada kok temen saya yang "lebih beruntung" karena hidupnya dia selalu sesuai dengan pilihannya.
So good people, berusahalah berpikir positif atas apa yang kita punya dan sebisa mungkin, hindari untuk membandingkan hidup kita dengan orang lain. percaya deh, saya sudah rasakan kok. Be happy of what we have, We're unique on our own skin. Kalo kita bisa menerima, insya allah nanti pikiran kita dibuka untuk melihat sisi positif atas suatu hal.
Semoga bermanfaat. Semangat pagii !! :D :D :D
motivasi buat anak rantau pendatang baru :D
BalasHapus