Mentor, Oh Mentor !

Entah kenapa, gue selalu suka tantangan dan suasana baru. Apa karena gue berdarah AB yang punya dunia sendiri, atau karena bosenan. Yang jelas gue cepat bosan sama rutinitas dan berusaha menciptakan suasana yg gue suka (Though I get some rejection around, I don't care). Karena alasan itulah, gue mendaftarkan diri menjadi mentor untuk Dinamika tahun ini. Alasannya simple sih. Ketemu orang-orang baru, baik dari panitia, maupun mentee pasti akan membawa suasana baru.

Eh, jadi mentor ga segampang yg gue kira. Kita kudu ikut semacam training gitu selama 2 minggu. Ada diklatnya juga malahan. Kemudian, kita juga dituntut untuk jadi role model gitu, ga kebayang kan kalo salah kasih contoh terus anaknya klaim gini, "Lha, mentornya ko yg ngajarin gitu, kita mana ngerti!"~ die.

Akhirnya, hari yang ditunggu-tunggu dateng juga. Gue jadi mentor, guys ! Awalnya awkward sih, mengingat semua anaknya masih pada polos, kemudian gue harus bubbly ke mereka dengan segala macam cara. Well, pertemuan pertama not too bad lah, gue bisa mengingat seluruh nama mentee dan mereka "kelihatannya" respek sama gue.

Masalah terjadi pas sorenya. Gini ceritanya. Jadi mereka dikasi tugas yg lumayan banyak. Gue bilang untuk datang tepat jam 15:30. Sayangnya cuma 3 orang yang on time, yg lain pada telat. Disitulah jurus gue keluar, langsung pasang tampang 12 pas, tunjuk jam, dan mulai kalimat pedas mengalir dengan indahnya dari bibir gue. Setelah selesai, baru gue nyadar, mampus gue kelepasan ! Di situlah gue mulai waswas, wah apa bisa ya gue menyatu dengan mereka. Hari pertama aja mereka udah gue ceramahin. Tapi karena gengsi, gue tahan aja. Gue bahkan ga ucapin maaf karena udah terlanjur marah-marah. Dalam hati gue berkata, "Yee, biarin. Ngapa gue yg ngerasa bersalah, toh mereka yg melanggar aturan!"

Ajaibnya, pas hari kedua mereka pada datang on time, SEMUANYA !! Thank God, ketegasan dan ceramah gue berbuah manis. Malahan ketuanya minta maaf karena kemarin ga bisa on time. Huuh, syukur deh. Baru deh, disitu relationship mentor-mentee mulai cair. Di saat itu juga gue bilang kalo ada saatnya serius, dan ada saatnya buat santai. But, for yesterday I really really meant it.

Akhirnya dinamika berakhir sukses. Kita pun bikin semacam testimoni gitu, intinya semua have fun dan berjanji untuk tetap keep in touch walaupun punya temen baru selama kuliah. Masalah lain muncul. Rekan mentor yg lain pada dikasihin hadiah gitu, lha gue kok nggak ya? Pas dipikir-pikir lagi, gue sadar diri, ya maybe gegara insiden hari pertama, mereka jadi enggan ngasihin hadiah ke gue. Sediiih....

Nah, 2 hari setelah gue diwisuda, mereka kontak gue ngajakin ngumpul lah buat celebrating my graduation. Di momen itulah, suudzon gue digantiin surprise sama mereka. Gue dikasi kado yg isinya baju kaos dan baju kerja, malah ada testimoni masing-masing anak yang dibukukan, Sumpah, terharu banget.





Intinya, gue dapet pelajaran berharga selama jadi mentor. Kita harus bisa konsisten sama ucapan, harus tau kapan bersikap tegas, kapan santai. Dan yang terpenting JANGAN SUUDZAN, kita ga pernah tau apa yg bakal terjadi. Just eat up every moment, and We'll be very surprised to what's gonna happen. Gue cuma berharap, semoga gue masih tetep akrab sama mentee gue. Pengalaman jadi mentor ini ga akan pernah gue lupain, for sure! :D
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Internship alias Magang

Sumatera Barat... Here I come ! Part II

How to Boost Your English Basic Skill